Review Film Ballerina (2023) - Ketika Kehilangan Menuntun pada Balas Dendam

 

Ballerina | 2023 | 1h 32m
Genre : One-person Army Action/Action/Thriller | Negara: South Korea
Director: Chung-Hyun Lee| Writers: Chung-Hyun Lee
Pemeran: Jeon Jong-seo, Kim Ji-hoon, Park Yu-rim
IMDB: 6.3
My Rate : 7/10

Kematian Min Hee membangkitkan sisi gelap Ok-Ju yang akan melakukan segala cara demi membalaskan dendam Min Hee. Terlebih setelah mengetahui fakta dibalik kematian sahabatnya tersebut.

Peringatan:

Adegan kekerasan, kata kasar, zat berbahaya, kekerasan seksual, bunuh diri, alkohol, dan rokok

 

Sinopsis :

Ok Ju menerima pesan tak terduga dari sahabat lamanya, Min Hee—seseorang yang dulu mengisi hari-harinya sebelum Min Hee pergi ke luar negeri demi mimpi sebagai ballerina. Rasa rindu dan kenangan lama membuat Ok Ju segera bergegas menemuinya, hanya untuk mendapati kenyataan yang menghancurkan: Min Hee terbaring kaku di dalam bathtub, dengan darah yang perlahan mengering di sepanjang lengannya. Di kamar itu, Ok Ju menemukan sebuah pesan terakhir—permintaan balas dendam dan nama orang yang harus diburu.

Tanpa ragu, Ok Ju menelusuri jejak yang ditinggalkan Min Hee. Informasi ia kumpulkan, rencana ia susun dengan rapih, namun eksekusi pertama justru berakhir dengan kegagalan. Ia terseret lebih dalam, bertemu korban lain yang menjadi bagian dari lingkaran kejahatan yang sama, dan perlahan dirinya ikut menjadi target.

Sekarang, bukan hanya balas dendam yang dipertaruhkan, tetapi juga hidupnya sendiri. Akankah Ok Ju berhasil memenuhi permintaan terakhir sahabat yang tak sempat ia selamatkan?

 

Ulasan :

Bayangkan seseorang yang kamu sayangi, yang selama ini terlihat baik-baik saja, ternyata memikul luka yang begitu dalam hingga ia memilih untuk mengakhiri hidupnya. Rasa bersalah yang muncul seakan menyalahkan waktu—seolah kita seharusnya diberi tanda sebelum semuanya terlambat. Yang tersisa bukanlah kesempatan memperbaiki masa lalu, melainkan dorongan untuk mewujudkan mimpi yang tertunda. Di Ballerina, kemarahan dan dendam Min Hee menjadi pemicu perjalanan Ok Ju, sahabat sedekat nadi yang mencoba menebus sesuatu yang tidak pernah ia sadari sebelumnya.

Premis film ini cukup kuat: pembalasan dendam yang lahir dari persahabatan dan kehilangan. Ketakutan Min Hee di adegan awal langsung membuka luka yang selama ini ia sembunyikan. Lalu perlahan digantikan oleh potongan kenangan manis yang muncul dalam ingatan Ok Ju yang memperlihatkan kedekatan mereka. Emosi Ok Ju—takut, sedih, marah—tersampaikan dengan lembut kepada penonton, meski latar belakang masing-masing tokoh terasa masih kurang dalam.

Konflik berkembang cepat dan terus meningkat hingga akhir. Fokus utama film ini memang bukan konflik batin, melainkan aksi yang intens dan kadang melampaui logika, seperti Ok Ju yang berhadapan dengan kelompok penjahat dalam jumlah besar. Meski begitu, beberapa kilasan kenangan masa lalu tetap menjaga sisi emosional cerita.

Penyelesaiannya cukup memuaskan meski meninggalkan sedikit tanda tanya. Kita melihat perkembangan karakter serta pembalasan yang terasa layak. Namun ada beberapa hal yang sebenarnya bisa dioptimalkan, seperti pemilihan Jeon Jong-seo sebagai Ok Ju. Akting dan ekspresinya kuat, tetapi untuk latar belakang sebagai mantan bodyguard klien VIP, postur tubuhnya kurang mencerminkan pelatihan fisik keras yang seharusnya ia jalani.

Tokoh tanpa nama yang berperan penting dalam merefleksikan penderitaan Min Hee juga terasa kurang dieksplorasi. Jika kisah dan kekerasan yang ia alami dihadirkan lebih mendalam, penonton mungkin akan lebih merasakan kepedihan Min Hee dan memahami dorongan besar di balik dendam itu.

Di sisi lain, akting para pemain, make-up luka yang realistis, pergerakan kamera yang presisi, serta palet warna merah dan hitam berhasil memperkuat atmosfer tegang dan misterius. Musik yang hadir di setiap adegan pun terasa tepat dan mendukung emosi cerita.

Secara keseluruhan, Ballerina bukan hanya tontonan penuh aksi, tetapi juga refleksi tentang memilih lingkungan yang aman, tentang persahabatan yang tak pernah benar-benar hilang, dan tentang kehilangan yang diam-diam mengubah seseorang.

 

Adegan yang mengesankan:  

Ok Ju menonton video kekerasan Min Hee dari USB yang ditemukannya di rumah pelaku—sebuah momen yang paling menghantam dalam film ini. Perasaan campur aduk tergambar jelas dari wajahnya, seolah ia menghukum dirinya sendiri karena gagal melindungi Min Hee. Dalam kehidupan nyata, banyak dari kita pernah merasakan getir serupa: rasa bersalah yang tak punya bentuk, hanya tekanan di dada yang sulit dijelaskan. Sering kali, rasa bersalah itu muncul bukan karena kita benar-benar bersalah, tetapi karena kita merasa seharusnya bisa berbuat lebih.

 
Dialog mengesankan:

"Don't you remember me? It's me, Ballerina.

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Worth to Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar