The Blue Drum | 2022 | 17m
Genre
: Horror/Short | Negara: US
Director:
Angelita Mendoza |
Writers: Angelita
Mendoza
Pemeran: Crystal Hernandez, Jonathan
Medina, Judith Scarpone
IMDB: 4.4
My
Rate : 5/10
Leticia baru saja kehilangan ayahnya, dalam keadaan berduka dirinya menemukan kembali kenangan tentang ibunya dan rahasia yang amat mengejutkan di rumah tersebut.
Peringatan:
Adegan
alkohol dan menyeramkan
Sinopsis :
Keluarga
Leticia seakan tidak membiarkannya menikmati rasa dukanya. Sang Bibi seketika
berusaha menjual barang - barang peninggalan sang ayah. Bahkan menyuruhnya
untuk segera pindah dari rumah tersebut. Padahal kuburan ayahnya saja belum
kering.
Leticia
memutuskan untuk menginap di rumah tersebut bersama dengan pasangannya yang
memaksa untuk tinggal. Suara - suara aneh mulai terdengar dari ruangan bawah
tanah. Leticia berusaha mencari sumber dari suara tersebut dan menemukan kotak
berisi kenangannya bersama sang Ibu. Namun, suara tersebut semakin kencang
terdengar.
Akankah
Leticia mengetahui rahasia dibalik suara yang menerornya?
Ulasan :
Bayangkan jika seseorang yang paling
kita cintai meninggalkan misteri setelah kepergiannya. Itulah yang dirasakan
Leticia dalam The Blue Drum. Film ini tidak hanya menyajikan ketegangan, tetapi
juga membuka kenyataan pahit tentang rahasia yang disembunyikan bahkan oleh
orang yang kita anggap paling kita kenal.
Sayangnya, pondasi ceritanya terasa
belum cukup kuat, mungkin karena durasinya yang singkat. Kita tidak benar-benar
mengenal para tokohnya — tidak Leticia, tidak ayahnya, bahkan tokoh pendukung
lain. Film hanya memberi potongan-potongan kecil penjelasan tentang situasi
yang terjadi, tanpa kedalaman emosional yang membuat kita terikat.
Namun, di balik kelemahan itu,
pembangunan konflik dan atmosfer misterinya cukup berhasil menarik perhatian.
Ketegangan terjaga lewat permainan suara yang menghantui, kilasan kenangan masa
lalu, serta kebingungan yang menguasai tokoh utama. Pilihan-pilihan yang
diambil Leticia membuat alur tetap hidup dan mengalir.
Sayang sekali, ketika cerita
mencapai puncaknya, semua seakan berakhir begitu saja — tiba-tiba, tanpa kesan
mendalam. Twist yang muncul memang mengejutkan, tetapi tidak meninggalkan
dampak emosional yang kuat. Tidak ada visualisasi yang memperkuat makna akhirnya,
membuat penonton merasa kehilangan sesuatu yang seharusnya bisa lebih
mengguncang.
Jika dilihat secara keseluruhan, The
Blue Drum seperti teka-teki yang potongannya tak lengkap. Banyak pertanyaan
dibiarkan tanpa jawaban: citra ayah Leticia yang buruk, alasan bibinya tergesa
menjual barang-barang rumah, kematian sang ibu, hingga rahasia yang seolah
hanya disentuh di permukaan. Karakter pun terasa kabur, seperti bayangan yang
hanya melintas.
Secara teknis, film ini pun belum
menunjukkan kekuatan berarti. Akting para pemain biasa saja, sementara
pencahayaan dan pengambilan gambar terasa datar. Bahkan petunjuk-petunjuk
menuju twist akhir tidak dibangun dengan cukup jelas.
Namun, di balik semua kekurangannya,
The Blue Drum masih meninggalkan satu pesan menarik — bahwa tidak ada manusia
yang bisa kita kenal sepenuhnya. Selalu ada sisi gelap, rahasia kecil, dan
cerita yang mereka sembunyikan di balik wajah yang kita lihat setiap hari.
Mungkin itulah mengapa film ini
tetap menyentuh meski terasa rapuh — karena ia berbicara tentang kebenaran yang
sangat manusiawi: bahwa setiap orang hidup dengan topeng yang melindungi diri
mereka sendiri.
“Semua orang hidup dengan topeng yang menyembunyikan diri mereka.
Ending:
Twist
Ending
Rekomendasi:
Okay
to watch
(Aluna)

0 Komentar