Review Film Deep (2021) - Saat Tidur Menjadi Taruhan Hidup


 

Deep | 2021 | 1h 41m
Genre : Drama/ Mystery/ Sci-Fi/ Thriller | Negara: Thailand
Director: Sita Likitvanichkul, Jetarin Ratanaserikiat, Apirak Samudkidpisan| Writers: Sita Likitvanichkul, Kittitat Nokngam, Jetarin Ratanaserikiat 
Pemeran: Panisara Rikulsurakan, Kay Lertsittichai, Supanaree Sutavijitvong
IMDB: 4.9
My Rate : 6/10

Jane mengikuti proyek percobaan demi mendapatkan uang tambahan dimana dirinya tidak diperbolehkan tidur selama rentang waktu tertentu dan bertemu dengan Win, Cin, dan Peach yang juga ikut serta dalam proyek tersebut. Namun, mereka tidak menyadari bahwa nyawa mereka yang menjadi taruhan.

Peringatan:

Adegan kekerasan, kata kasar, narkoba, alkohol, rokok, dan bunuh diri

 

Sinopsis :

Jane tinggal bersama adiknya, June, dan neneknya. Sebagai anak sulung, dirinya berusaha keras untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka dan juga membayar hutang yang tak kunjung terselesaikan. Jane berencana untuk berhenti kuliah, hingga profesornya memberi tahunya mengenai sebuah proyek percobaan yang akan memberikannya bayaran yang besar.

Proyek tersebut bernama Deep dimana mewajibkan pesertanya untuk tidak tidur selama rentang waktu tertentu. Jane pun bertemu dengan Win, Cin, dan Peach yang ternyata juga menjadi peserta di proyek yang sama. Tahap pertama berjalan dengan cukup baik dan bayaran yang diterima juga cukup banyak. Mereka pun tertarik untuk melanjutkan ke tahap kedua.

Tahap kedua ternyata tidak semudah kelihatannya, mereka mulai mengalami berbagai gangguan mental seperti sulit fokus, emosi yang tidak stabil, dan juga halusinasi. Sebab dampak mereka yang tidak tidur selama berhari hari. Hingga mereka dihadapkan pada Cin yang hampir kehilangan nyawanya tepat di hadapan mereka.

Mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan percobaan tersebut ke tahap ketiga. Hanya saja, June yang tiba - tiba ikut dalam percobaan itu pula, membuat Jane harus mengambil risiko demi menyelamatkan adiknya. Sebuah rahasia tidak terduga pun ikut terbongkar.

Akankah mereka berhasil selamat dari percobaan tersebut?

 

Ulasan :

Bayangkan jika setiap kali kau memejamkan mata, hidupmu justru terancam berhenti. Deep mencoba membayangkan dunia seperti itu — dunia yang menukar tidur dengan nyawa. Sayangnya ide yang menarik, menegangkan, dan penuh potensi, tidak seluruhnya berhasil dieksekusi dengan maksimal.

Film ini dibuka dengan adegan misterius: seorang pria melompat dari gedung tinggi, diikuti dengan suasana kelas kedokteran yang membahas tentang tidur dan kesadaran manusia. Dua adegan itu menjadi pondasi kuat yang seharusnya menuntun penonton pada misteri besar yang akan datang. Perlahan, satu per satu karakter diperkenalkan — masing-masing memiliki latar belakang serupa: penderita insomnia yang mencari jalan keluar melalui sebuah proyek eksperimen rahasia. Semua mengalir dengan sistematis dan mudah diikuti, seperti teka-teki yang mulai tersusun.

Proyek yang tampak menjanjikan mulai berubah menjadi mimpi buruk ketika ilusi, paranoia, dan kelelahan mental menguasai mereka. Konflik memuncak saat mereka menyadari bahwa nyawa mereka kini menjadi taruhan. Kemunculan June sebagai pemicu konflik baru yang membawa mereka dalam dilema, sekaligus kembali membahayakan hidup mereka.

Konflik ini seharusnya menjadi titik balik yang kuat, namun justru menghadirkan pertanyaan besar: mengapa ia mau ikut dalam proyek yang sudah terbukti berbahaya? Pilihan June terasa lebih seperti alat naratif daripada keputusan yang didasari oleh logika karakter. Begitu pula dengan keputusan para tokoh lain yang memilih kembali ke proyek demi menyelamatkannya — alih-alih terasa heroik, tindakan itu justru menimbulkan kebingungan, terutama ketika opsi realistis seperti membawa June ke rumah sakit tampak jauh lebih masuk akal.  Mungkin produser ingin menunjukkan bahwa kadang logika kita akan berhenti bekerja saat seseorang yang kita sayangi berada dalam bahaya.

Pondasi cerita yang cukup kuat menjadi sia - sia dengan penyelesaian yang terburu - buru. Daripada menggunakan metode See, Don't Tell, film ini memilih menjelaskan misterinya melalui dialog-dialog panjang yang sayangnya kurang mengena secara emosional. Ketegangan yang telah terbangun menjadi hilang begitu saja dan membuat akhir cerita terasa hambar.

Banyak kontradiksi kecil juga muncul, seperti penggunaan teknik CPR yang tidak sejalan dengan premis film. Dalam dunia Deep, seseorang akan kehilangan nyawa jika tertidur lebih dari 60 detik, namun film memperlihatkan proses CPR seolah jantung mereka telah berhenti sejak awal. Ketidakkonsistenan ini membuat tensi yang dibangun di awal menjadi goyah.

Meski begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa ide yang diangkat cukup menarik — terutama dalam menggambarkan batas tipis antara kebutuhan manusia akan istirahat dan ambisi untuk terus produktif. Para pemain tampil baik di paruh awal, menampilkan kelelahan dan keputusasaan dengan cukup meyakinkan, walau intensitas akting mereka ikut menurun saat mendekati akhir yang terasa tergesa dan membuat karakter menjadi dangkal.

Deep sebenarnya memiliki peluang untuk menjadi film psikologis yang kuat tentang kegelisahan generasi muda dan obsesi terhadap kesempurnaan. Namun, narasi yang kurang melekat membuat penonton tenggelam dalam kebingungan plot. Cerita yang semula menjanjikan itu akhirnya mudah terlupakan begitu saja setelah film berakhir.

Pada akhirnya, film ini meninggalkan satu pesan sederhana namun berharga: tidur bukan sekadar kebutuhan biologis, tetapi bentuk kasih pada diri sendiri.

"Tidur dan istirahat sejenak akan membantumu untuk tetap waras"

 

Adegan yang mengesankan:  

Cin yang pingsan dalam bahaya jika melebihi 60 detik. Jane, Win, dan Peach berusaha sekuat tenaga untuk menyadarkan Cin, hingga Cin akhirnya kembali bangun. Di adegan ini, akhirnya mereka menyadari betapa bahaya proyek yang sedang mereka jalani dan membuat nyawa mereka menjadi taruhannya.

 

Dialog mengesankan:

"Everyone choose to sleep like a rock rather than to sleep like the dead"

 
Ending:

Happy Ending

 
Rekomendasi:

Okay to Watch

 

 

(Aluna)

Posting Komentar

0 Komentar