Sumikkogurashi: The Patched-up
Factory in Woods | 2023 | 1h 10m
Genre
: Animation/Family/Fantasy | Negara: Japan
Pemeran: Manami Honjô
IMDB: 6.8
My
Rate : 7/10
Perjalanan Sumikko untuk mencari kancing boneka yang hilang membawa mereka ke sebuah pabrik mainan dan secara tiba - tiba menjadi karyawan di tempat tersebut. Pekerjaan yang nyaman berubah menjadi menakutkan setelah misteri pabrik tersebut sedikit demi sedikit terungkap.
Sinopsis :
Shirokuma
mendapat kiriman boneka dari saudaranya yang berada di Kutub. Boneka beruang
yang telah lama menemaninya, tidak lagi sempurna tetapi tetap penuh makna.
Namun, boneka tersebut kehilangan sebuah kancing di dalam perjalanan. Shirokuma
dan teman-temannya memutuskan untuk mencari keberadaan kancing tersebut.
Hingga
mereka masuk ke sebuah pabrik mainan dan bertemu dengan manajer beruang.
Keesokan harinya, manajer beruang meminta mereka untuk bekerja sebagai karyawan
di pabrik tersebut. Mereka mendapatkan fasilitas yang amat baik, seperti masing
- masing kamar, makanan yang melimpah, dan masih banyak lagi.
Berjalannya
waktu, tuntutan target pekerjaan makin meningkat dan seakan tidak peduli dengan
kondisi mereka. Keanehan mulai terjadi dan membuat Summiko menjadi curiga
dengan pabrik tersebut. Terlebih setelah melihat mainan yang mereka buat
ternyata menyebabkan kekacauan di kota.
Akankah
mereka dapat memecahkan misteri yang ada?
Ulasan
:
Bayangkan jika mainan yang kamu
miliki hidup dan memiliki nyawa.
Dalam Sumikkogurashi: The Patched-up
Factory in Woods, penonton diajak menyelami proses pembuatan mainan yang
diciptakan untuk membawa kebahagiaan. Namun, di balik keinginan untuk
membahagiakan itu, terselip obsesi yang perlahan berubah menjadi sesuatu yang
menakutkan. Sebuah ide sederhana, tapi dengan pesan yang dalam.
Cerita dimulai dengan perkenalan
para karakternya—nama, kepribadian, dan ciri khas yang membuat penonton segera
merasa akrab dengan mereka. Jalan cerita mengalir dengan tenang dan sistematis.
Tanpa banyak dialog, hanya ditemani sedikit narasi lembut, kisah ini tetap
mudah dipahami. Setiap gerak dan ekspresi para karakter sudah cukup untuk
menyampaikan emosi mereka.
Latar belakang kisahnya sederhana:
pencarian kancing milik boneka beruang Shirokuma yang hilang di perjalanan.
Pencarian itu membawa mereka ke sebuah pabrik mainan, tempat mereka bertemu
dengan sang manajer beruang dan akhirnya bekerja di sana. Namun, di balik
suasana hangat dan fasilitas yang menyenangkan, perlahan muncul keanehan yang
membuat Sumikko curiga. Konflik pun memuncak ketika mereka menyadari bahwa
mainan yang dibuat di pabrik itu justru menimbulkan kekacauan di kota.
Akhir cerita terasa lembut dan
menyentuh. Kita melihat perkembangan karakter yang jelas—pabrik yang akhirnya
menemukan jati dirinya, dan Shirokuma yang menemukan pengganti kancingnya.
Kancing itu menjadi simbol perjalanan baru: tentang masa lalu, kenangan, dan
keberanian untuk melepaskannya. Pengungkapan misteri dilakukan dengan halus,
menghadirkan rasa lega yang menutup kisah dengan manis.
Dari sisi visual, animasinya tampil
sederhana dengan warna lembut namun kaya nuansa, membuat film ini cocok
ditonton oleh anak-anak—tentu dengan pendampingan agar mereka memahami pesan di
balik ceritanya. Setiap tokoh memiliki karakter yang kuat dan konsisten sejak
awal. Gerakan animasinya juga terasa mengalir dan halus. Meski begitu, tempo
yang lambat dan suasana yang hening mungkin membuat beberapa penonton merasa
sedikit bosan.
Sumikkogurashi: The Patched-up
Factory in Woods menunjukkan bahwa keinginan untuk membahagiakan orang lain
bukanlah hal yang salah. Namun, obsesi terhadap kebahagiaan versi kita sendiri
bisa melukai mereka yang kita sayangi.
“Kenangan dan rasa familiar akan selalu memberikan kehangatan pada hati manusia. Namun, belajar untuk melangkah maju jugamerupakan sumber kebahagiaan.”
Adegan yang mengesankan:
Pabrik mulai kehilangan dirinya
akibat kesedihan yang mereka rasakan. Sumikkos memeluk erat pabrik tersebut dan
memperlihatkan bahwa dirinya tidak sendirian. Dalam adegan ini kita mengetahui
kadang kita hanya butuh dipeluk erat untuk kembali bangkit dan menemukan jati
diri.
Dialog mengesankan:
"They'll never leave a soul who's crying"
Ending:
Happy
Ending
Rekomendasi:
Worth
to Watch
(Aluna)

0 Komentar