Upcoming Summer (Original title:
Sheng xia wei lai) | 2021 | 1h 55m
Genre
: Drama | Negara: China
Director:
Leste Chen|
Writers: Yang Shen,
Chen Zhan
Pemeran: Zifeng Zhang, Lei Wu, Lei
Hao
IMDB: 6.8
My
Rate : 8/10
Chen Chen tidak sengaja berteman dengan Zheng Yu Xin karena kebohongan yang dibuatnya demi menyembunyikan alasan kegagalan ujiannya. Namun, keadaan membuat hubungan mereka menjadi penuh makna dan membuat mereka belajar untuk menghadapi kenyataan yang sesungguhnya.
Peringatan:
Adegan
kekerasan, kata kasar, tema LGBT
Sinopsis :
Chen
Chen mengetahui rahasia yang disembunyikan oleh ayah dan ibunya. Hal ini mempengaruhi
mentalnya yang sedang mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi (gakao).
Dirinya pun mengalami kegagalan dalam ujiannya dan membuatnya harus mengulang
sekolah. Namun, Chen Chen menyembunyikan alasan tersebut dari orang tuanya.
Zheng
Yu Xing yang merupakan salah satu murid di sekolah Chen Chen yang juga dikenal
sebagai Cyber Selebriti, juga harus mengulang sekolah karena tidak hadir saat
ujian tersebut berlangsung. Rumor mengatakan bahwa dirinya pergi untuk menemui
pacarnya yang lebih tua darinya. Yu Xing juga dikenal sebagai murid yang
prestasinya kurang baik bahkan peringkat terakhir di kelasnya.
Tidak
kuat dengan desakan pertanyaan dari Ibunya, akhirnya Chen Chen berbohong dan
menjadikan Yu Xing sebagai alasan kegagalan ujiannya. Chen Chen mengatakan
bahwa dirinya baru saja putus dari Yu Xing, padahal diantara keduanya tidak
pernah terjalin hubungan. Yu Xing mengetahui kebohongan ini saat wali kelasnya
tiba - tiba mengumumkan hal tersebut di kelas.
Dari
kebohongan tersebut, hubungan keduanya menjadi semakin erat. Hal ini membuat
hubungan mereka menjadi begitu meyakinkan, bahkan membawa perubahan pada
sekolah yang amat ketat. Masing - masing mereka menyimpan rahasia yang hanya
diketahui di antara mereka dan mencoba untuk membantu satu sama lain.
Ulasan :
Upcoming
Summer adalah film coming-of-age
yang menyoroti pergulatan remaja dalam menghadapi tekanan hidup: ujian masuk
universitas, percintaan, dinamika keluarga, hingga pencarian jati diri. Semua
tema ini diramu dengan lembut dan terasa relevan dengan kehidupan remaja masa
kini.
Premisnya
sederhana namun kuat — tentang dua remaja yang mencoba menemukan diri mereka di
tengah tumpukan masalah yang tak terhindarkan. Film ini menyajikannya tanpa
dramatisasi berlebihan, tetap jujur dan apa adanya, meski sedikit menyentuh
ranah yang menimbulkan perdebatan. Unsur LGBT yang muncul, misalnya,
ditampilkan secara samar melalui sosok Ming — kekasih Yu Xing yang identitas
gendernya tidak dijelaskan dengan pasti. Produser pun membiarkan hal ini
terbuka untuk interpretasi penonton, menjadikannya bagian dari teka-teki
emosional film, bukan sekadar isu yang ingin diangkat.
Bagian
awal film dibuka dengan kuat melalui perkenalan dua karakter utamanya. Chen
Chen, seorang gadis yang terlihat tenang namun memendam kecurigaan,
diperlihatkan secara misterius saat membaca pesan di laptop ibunya. Tak lama,
muncul adegan pertemuan ibunya dengan seorang pria yang bukan ayahnya. Produser
dengan cerdas menanamkan asumsi di benak penonton — asumsi yang nantinya akan
terbalik di akhir cerita, menjadi twist yang mengubah seluruh persepsi.
Sementara
itu, Yu Xing diperkenalkan melalui media sosial, tempat di mana Chen Chen
menontonnya sebagai cyber
celebrity. Adegan ini tidak hanya memperkenalkan karakternya, tapi
juga memperlihatkan bagaimana dunia remaja modern terhubung lewat layar —
membangun jarak sekaligus kedekatan yang aneh. Namun, di balik citra yang
tampak bebas dan penuh cahaya, Yu Xing menyimpan misteri: keluarganya jarang
disebut, dan hidupnya seperti selalu menghindari sesuatu.
Hubungan
antara Chen Chen dan Yu Xing tumbuh perlahan, tidak digerakkan oleh cinta
romantis, melainkan oleh rasa senasib. Mereka sama-sama bersembunyi dari
sesuatu — dari keluarga, dari tekanan, dari diri mereka sendiri. Inilah
kekuatan terbesar film ini: ia tidak memaksa penonton untuk melihat hubungan
mereka sebagai kisah cinta, tapi sebagai pertemuan dua jiwa muda yang mencari
tempat aman untuk saling mengerti.
Di
bagian tengah, konflik berkembang perlahan tapi mantap. Kedekatan mereka
membawa pada keterbukaan, dan setiap rahasia yang terkuak menambah kedalaman
emosional cerita. Film ini dengan halus memperlihatkan bagaimana tekanan
keluarga, ekspektasi sosial, dan kebingungan identitas bisa saling menumpuk
dalam masa remaja. Mereka memberontak bukan karena ingin melawan, tapi karena
ingin menemukan ruang bernapas.
Penyelesaian
cerita dilakukan dengan lembut namun menyentuh. Setiap karakter mendapatkan
momen reflektifnya sendiri — bukan dalam bentuk penyelesaian yang “bahagia”,
tapi dalam kesadaran yang lebih tenang. Yu Xing akhirnya berani menghadapi
perasaannya terhadap Ming, sementara Chen Chen mulai jujur tentang keluarganya
dan perasaan yang selama ini ia pendam. Keduanya memilih berdamai, baik dengan
masa lalu maupun dengan diri sendiri. Ending-nya tidak meledak, tapi
menenangkan — seperti awal musim panas yang baru dimulai.
Akting
kedua pemeran utama terasa natural dan tidak berlebihan. Chemistry mereka kuat
tanpa perlu adegan besar. Adegan-adegan sederhana seperti pelukan Yu Xing saat
Chen Chen mabuk, atau momen hening di tengah keramaian konser, justru menjadi
sorotan emosional yang paling kuat. Semua itu dibungkus dengan sinematografi
yang lembut, musik yang selaras, dan tata warna yang hangat — menghadirkan
atmosfer masa muda yang rapuh tapi tulus.
Upcoming
Summer mungkin tampak sederhana, tapi ia berhasil menyentuh sesuatu yang
dekat dengan kita semua: rasa takut untuk tumbuh, dan keberanian untuk
berdamai. Film ini mengingatkan bahwa masa muda bukan sekadar soal jatuh cinta
atau membuat keputusan besar, melainkan tentang memahami bahwa tidak apa-apa
jika kita belum sepenuhnya tahu siapa diri kita.
Adegan yang mengesankan:
Chen Chen mengatakan alasan yang
sebenarnya kepada Ibunya. Hal tersebut menjadi momen yang amat mengharukan
dimana masing - masing mereka sebenarnya menyembunyikan rahasia yang membuat
mereka terluka satu sama lain. Namun, dari hal tersebut mereka pun menjadi
menyadari pentingnya keterbukaan dan kejujuran.
Dialog
mengesankan:
"I wish that we can face ourselves more honestly"
Ending:
Happy
Ending
Rekomendasi:
Worth
to Watch
(Aluna)

0 Komentar