Review Film Bird Box: Barcelona (2023)

 

Review Film Bird Box: Barcelona (2023)

Bird Box: Barcelona | 2023 | 1h 52m
Genre : Monster Horror/Psychological Horror/Psychological Thriller/Suspense Mystery/Horror/Mystery/Sci-Fi/Thriller | Negara: US-Spain
Director: David Pastor, Àlex Pastor | Writers: Àlex Pastor, David Pastor
Pemeran: Mario Casas, Georgina Campbell, Diego Calva
IMDB: 5.3
My Rate : 7/10

Sebastian dan Anna melakukan perjalanan yang dipercayainya dapat membebaskan para jiwa yang terperangkap dengan mencari orang - orang yang masih bersembunyi dari entitas misterius yang menyebabkan orang yang melihat mengakhiri hidup mereka. Sebastian berupaya dengan segala cara untuk membuat orang tersebut melihat sosok entitas itu, sampai suatu ketika pertemuannya dengan Sophia membuat kepercayaannya runtuh.

Peringatan:

Terdapat adegan kekerasan, kata-kata kasar, bunuh diri, dan sensual.

 

Sinopsis :

Sebastian dan Anna berusaha untuk bertahan ditengah dunia yang kacau setelah kemunculan entitas misterius yang membuat orang yang melihatnya mengakhiri hidupnya. Mereka pun mencoba bergabung dengan orang - orang yang selamat. Entitas tersebut kembali muncul dan membuat Sebastian ikut ke dalam kelompok orang yang selamat dan tinggal dalam sebuah shelter bus.

Sebastian bertemu dengan salah satu anggota kelompok yang matanya telah hilang. Orang tersebut menceritakan bagaimana dirinya bertemu dengan para seers yang memaksa dirinya untuk melihat entitas tersebut. Orang tersebut memilih untuk mencongkel matanya dari pada harus melihat entitas itu. Sebastian pun bertemu dengan dokter yang membantunya menjahit luka di pelipis matanya.

Saat semua orang tertidur di dalam bus, Sebastian pergi ke ruang penyimpanan kunci. Dirinya mencoba untuk mencari kunci dari bus tersebut. Sadar dengan tingkah aneh Sebastian, dokter yang terbangun dari tidurnya berusaha untuk menggagalkan aksi Sebastian. Namun, Sebastian terlebih dahulu menemukan kunci bus dan menyalakannya serta membawanya keluar dari Shelter. Mereka pun akhirnya melihat entitas tersebut dan mengakhiri hidup mereka.

Sebastian ternyata adalah seorang seers yang menganggap bahwa tindakannya dilakukan untuk membebaskan jiwa - jiwa yang tersesat. Sebastian melihat cahaya keluar dari orang - orang yang dibunuhnya secara tidak langsung. Dirinya dan Anna pun kembali mencari korban lainnya.

Sebastian pun bertemu dengan kelompok baru yang dikepalai oleh Rafa. Kelompok tersebut tinggal di sebuah bunker yang berisikan Rafa, Octavio, pasangan suami istri Roberto dan Isabel, Claire, dan Shopia. Sebastian masuk ke dalam kelompok tersebut setelah berbohong bahwa dirinya mengetahui tempat generator berada.

Sebastian tidak dapat menjalankan aksinya semudah di tempat sebelumnya. Sebab dirinya harus berusaha untuk membawa mereka keluar secara bersamaan. Hingga Sophia mengatakan bahwa terdapat tempat aman yang didengarnya dari radio yaitu  Montjuïc Castle dimana dirinya terpisah dari ibunya saat berusaha pergi ke tempat tersebut.

Sebastian pun mengambil kesempatan tersebut dan memanipulasi semua orang yang ada di tempat tersebut untuk pergi ke Montjuïc Castle. Sebastian memanipulasi tali pengikat anjing milik Rafa dan Octavio yang membuat mereka menjadi hilang kendali saat entitas muncul dan Rafa pun kehilangan nyawanya. Namun, interaksinya dengan Sophia membuat Sebastian mulai meragu dengan keberadaan Anna. Terlebih saat dirinya tidak lagi melihat cahaya dalam kematian Octavio. Perjalanan mereka semakin sulit saat kelompok Seers lain muncul dan mencoba menghabisi mereka.

Akankah Sebastian berubah dan menolong kelompoknya untuk menuju Montjuïc Castle?

 

Ulasan :

Bird Box: Barcelona merupakan sekuel spin-off dari film Bird Box (2018). Ide cerita yang diangkat masih sama tentang entitas yang muncul dan membuat yang melihatnya mengakhiri hidup mereka. Hanya saja, cerita disajikan dari sudut pandang yang berbeda dengan film pertama dimana mengambil sudut pandang dari Unblinfolded atau di dalam film ini disebut dengan 'seers' yaitu orang - orang yang tetap hidup meski telah melihat entitas tersebut.

Cerita masih menggunakan alur maju mundur, meski sebagian besar menggunakan alur maju. Kilas balik hanya muncul beberapa saat, tidak menjadi sebagian besar cerita seperti di film pertama. Cerita dapat dipahami dengan baik dengan transisi yang cukup baik.

Pembangunan latar belakang cerita dan tokoh cukup baik. Meski tidak semua tokoh dijelaskan latar belakangnya. Namun, kisah dibalik tokoh utama dijelaskan dengan cukup baik.

Konflik disajikan dengan cukup baik dengan beberapa adegan yang menegangkan. Pertarungan tidak hanya berkaitan dengan entitas tersebut tetapi juga memperlihatkan konflik dengan para seers. Serta terdapat konflik internal yang terjadi dalam pribadi tokoh utama yang juga mengambil peran besar dalam cerita.

#spoiler. Penyelesaian cerita sebenarnya cukup baik jika hanya berakhir sampai mereka sampai di tempat persembunyian yang aman tersebut seperti pada film pertama. Namun, dengan adanya tambahan adegan dimana pihak militer mencoba mencari penangkal dari entitas tersebut dengan mengambil sample DNA para seers rasanya membuat cerita menjadi kurang masuk akal. Sebab mereka sendiri tidak seperti tidak mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Akting dari para pemain cukup baik, meski beberapa terasa kurang maksimal dan kaku. Interaksi dan chemistry juga terasa kurang menyatu. Dialog yang digunakan juga sedikit terasa canggung.

Pergerakan kamera dan pengambilan gambar dilakukan dengan cukup baik. Penonton seakan dapat melihat visual dari sudut pandang mata monster tersebut. Beberapa efek kemunculan dari monster juga terlihat lebih nyata.

Kelebihan dibanding film pertama mungkin dilihat dari intensitas interaksi dengan entitas yang lebih banyak dibandingkan dengan film pertama. Hanya saja film sekuel pertama terasa masih lebih baik dibandingkan dengan sekuel spin-off ini. Penyajian cara kematian dari korbannya juga terasa lebih emotional di film pertama. Dalam film ini, kematian penyebab bunuh diri juga terasa seperti kurang dalam maknanya dan seakan hanya random.

Secara keseluruhan, film ini masih dapat dinikmati dengan baik. Cerita dapat ditonton secara terpisah dengan film pertama karena cerita yang benar - benar berbeda. Namun, untuk keutuhan cerita mungkin bisa dimulai dengan menonton Bird Box (2018) terlebih dahulu.

 

Adegan yang mengesankan:  

Sebastian mencoba untuk membuka penutup mata yang dikenakan oleh Sophia. Namun, dilema terus menghampirinya. Desakan dari sosok 'Anna' yang disadari oleh Sebastian hanyalah bentuk manipulasi dari entitas tersebut membuat Sebastian meragu. Terlebih dirinya mulai merasakan keterhubungan perasaan dengan Sophia.

Dalam adegan ini, kita dapat melihat seringkali perasaan trauma yang tertinggal dari masa lalu dapat mempengaruhi pola pikir dan sikap kita. Sebagai contoh bagaimana Sebastian yang belum bisa merelakan kepergian anaknya yang membuat dirinya terus bersama dengan bayang - bayang anaknya.

  
Dialog mengesankan:

"What if I'm not the shepherd, Anna?"

 

Ending:

Cliffhanger

 

Rekomendasi:

Worth to Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar