The Swan | 2023 | 17m
Genre
: Comedy/Drama/Short | Negara: US
Director:
Wes Anderson |
Writers: Roald Dahl,
Wes Anderson
Pemeran: Rupert Friend, Ralph
Fiennes, Asa Jennings
IMDB: 6.7
My
Rate : 9/10
Peter mengalami perundungan dari Ernie dan temannya dimana Peter tidak dapat melakukan apapun karena ancaman senjata dari Ernie. Senjata yang didapat Ernie sebagai hadiah ulang tahun yang malah menghancurkan hidup orang lain.
Peringatan:
Adegan
kekerasan
Sinopsis
:
Ernie
mendapatkan senjata sebagai hadiah ulang tahunnya. Bersama temannya, Ernie
ingin menggunakannya untuk menembak burung - burung. Di saat itulah mereka
melihat Peter yang sedang mengamati burung.
Niat
jahat pun muncul dalam pikiran mereka dengan mengikat Peter dan meletakkannya
di rel kereta api. Peter berhasil selamat, tetapi perundungan tersebut terus
berlanjut. Mereka membunuh seekor angsa dan memotong sayapnya. Serta
mengikatkan sayap tersebut ke tangan Peter.
Peter
tidak dapat mengelak hingga Ernie meminta Peter untuk naik ke atas pohon dimana
Ernie siap menembaknya. Akankah Peter terselamatkan?
Ulasan :
The
Swan adalah film pendek kedua dalam analogi film pendek setelah The Wonderful Story of Henry Sugar (2023) yang diadaptasi dari cerita pendek karya Roald
Dahl. Ide cerita yang disajikan cukup menyentuh dan mendalam. Dimana
menceritakan seorang anak yang mengalami perundungan, tetapi dirinya tidak
pernah benar - benar takut dengan para perundung tersebut.
Sama
dengan film sebelumnya, cerita dalam film ini juga disajikan dengan narator
sebagai pengantar cerita. Narator dalam film ini mengambil peran yang cukup
besar. Sebab dirinya merupakan tokoh dewasa dari tokoh yang diceritakannya,
sehingga dengan dirinya bercerita seakan membuka luka lama yang disimpannya.
Visualisasi
adegan terutama adegan - adegan perundungan disajikan dalam bentuk yang lebih
implisit. Hal ini membiarkan penonton untuk masuk ke dalam imajinasinya yang
membuat seakan mereka berada di sudut pandang tokoh utama. Namun, beberapa
penonton mungkin kurang menyukai metode ini. Pastinya saat menonton film mereka
membutuhkan visualisasi yang dibuat dan diartikan oleh sutradara, bukan diminta
untuk membayangkan sendiri adegannya.
Latar
tempat juga tidak sebanyak film pertama. Hanya saja permainan kamera dan tata
letak yang simetris membuat latar tempat menjadi tidak terlalu membosankan.
Serta teknik pengambilan gambar yang juga beragam membuat cerita menjadi
menarik.
Cerita
dibangun dengan pondasi yang cukup kuat. Tiap tokoh penting dan latar belakang
mereka dijelaskan dengan cukup jelas. Seperti bagaimana perundung mendapatkan
senjata, pertemuan dengan Peter, dan siapa Peter, serta komponen penting
lainnya yang membawa mereka masuk ke dalam konflik.
Konflik
dimulai dengan beberapa konflik kecil yaitu saat mereka bertemu Peter dan mulai
merundungnya. Diawali dengan mengikat Peter di rel kereta, membunuh angsa dan
memakaikan sayapnya kepada Peter, hingga akhirnya ke konflik besar yaitu
menembak Peter dari kejauhan. Semua disajikan dengan sistematis dengan
ketegangan yang terus meningkat.
Cerita
diakhiri dengan amat apik dan dengan adegan yang menyayat hati. Terutama dengan
dialog yang diucapkan oleh Ibu Peter. Entah mengapa terasa begitu menusuk dan
relate dengan perasaan orang tua yang anak - anaknya menjadi korban
perundungan. Sayangnya tidak ada kejelasan mengenai nasib para perundung
tersebut.
Akting
para pemain amat baik, meski dengan ekspresi terbatas yang mereka tunjukkan.
Namun, intonasi dari narator membuat cerita menjadi hidup. Pemilihan lagu dan
sound effect juga sesuai dan membangun suasana dengan amat baik.
Film
ini cocok untuk sineas yang menyukai tipe film artistik dan fokus pada narasi
bukan visual.
Adegan yang mengesankan:
Peter disuruh untuk mengambil mayat
angsa yang dibunuh oleh para perundung. Saat itu para perundung menanyakan
keberadaan dari telur angsa tersebut. Peter memilih untuk berbohong dan
menyembunyikan keberadaan telur tersebut.
Dalam adegan ini kita dapat melihat
bahwa keputusan Peter diambil untuk melindungi telur tersebut walau dia tahu
risiko yang mungkin akan dialaminya. Namun, Peter memilih untuk mengorbankan
dirinya kepada para perundung tersebut dari pada menyerahkan telur yang tidak
bersalah. Mungkin sebagian dari kita pernah mengambil keputusan yang hampir
serupa dalam hidup ini. Keputusan tersebut tidak salah selama memiliki tujuan
yang baik.
Dialog
mengesankan:
"Nothing, neither pain nor torture nor threat of death, will cause them to give up"
Ending:
Sad
Ending
Rekomendasi:
Must
Watch
(Aluna)
0 Komentar