Blue, Painful and Brittle (Other title: Blue, Painful, Fragile) | 2020 | 1h 58m
Genre : Adventure, Drama| Negara: Japan
Director: Shunsuke Kariyama | Writers:
Noriaki Sugihara, Yoru Sumino
Pemeran: Ryô Yoshizawa,
Hana Sugisaki, Amane Okayama, dll
IMDB : 6.1/10
Tomatometer : -%
My Rate : 7/10
Kaede memiliki rencana besar untuk menghancurkan klub yang dibangun bersama Hisano, lalu membangunnya kembali sesuai impian dan cita-cita Hisano.
Sinopsis
Kaede Tabata (Ryo Yoshizawa) adalah seorang mahasiswa yang memilih untuk membatasi interaksi
sosialnya. Kaede berpendapat bahwa dengan sedikit interaksi akan melindungi
dirinya dari menyakiti/tersakiti. Kaede bertemu dengan Hisano Akiyoshi (Hana Sugisaki) yang memiliki sikap yang aneh, polos, dan idealis, serta kebetulan
berada di kelas yang sama dengannya.
Hisano mulai mengajak
Kaede untuk berbincang, meski Kaede mencoba untuk menghindar. Kaede awalnya
beranggapan bahwa Hisano akan segera melupakan interaksi mereka. Namun, semakin
dirinya mencoba menghindar, Hisano terus menerus menghampirinya. Hal ini mulai
membuat orang - orang membicarakan kedekatan mereka.
Menjadikan dunia tempat yang lebih baik
Hisano tidak bisa
menemukan klub yang sesuai dengan prinsip dan pemikirannya, yaitu menjadikan
dunia tempat yang lebih baik. Berdasarkan usul Kaede, Hisano memutuskan untuk
membuat klubnya sendiri dan pastinya mengajak Kaede di dalamnya. Kaede berusaha
agar Hisano menjauhinya dengan membagi pemikirannya, tetapi Hisano malah
terpesona dengan pemikiran dari Kaede.
Hisano mulai
memperkenalkan klub mereka, Moai, kepada para mahasiswa lainnya. Namun, tidak
ada satupun yang peduli dan banyak yang meremehkan tujuan dari klub tersebut.
Meski demikian, Hisano tidak mudah menyerah.
Hisano dan Kaede |
3 tahun kemudian, Moai
menjadi sebuah klub yang berkembang pesat di kampus tersebut, tetapi tujuan
klub tersebut telah berubah dari yang seharusnya. Bahkan Kaede tidak lagi
menjadi anggotanya. Sedangkan Hisano menghilang tanpa diketahui keberadaannya.
Melihat klub yang
dibangunnya telah berubah arah, Kaede, di tahun akhir perkuliahannya, berniat
untuk menghancurkan Moai dan membangun kembali dari awal. Pada awalnya, Moai
hanya berisikan Hisano dan Kaede. Mereka melakukan banyak kegiatan kemanusiaan
sesuai dengan tujuan awal mereka, seperti membersihkan lingkungan, melakukan
penyuluhan, dll. Namun, entah mengapa saat ini misi tersebut telah melenceng
terlalu jauh.
Dapatkah Kaede membongkar
keburukan Moai dan mengembalikan misi mereka?
Ulasan
Film ini diadaptasi dari
novel berjudul "Aokute Itakute Moroi" (Blue, Painful, and Brittle)
karangan Yoru Sumino. Yoru Sumino juga merupakan pengarang dari novel yang
berjudul Let Me Eat Your Pancreas yang telah diadaptasi juga ke dalam sebuah
film. Di novel kedua ini, tema yang
diangkat lebih kepada persahabatan dibandingkan dengan percintaan.
Film di awali dengan
sebuah narasi yang cukup dalam mengenai hubungan antar manusia. Cara
pengambilan gambar dan editing dalam film ini yang cukup baik. Serta pemilihan
musik dan lagu yang sesuai dengan film tersebut.
Akting dari para pemain
juga cukup baik. Penonton dapat merasakan setiap perasaan dan emosi yang
ditampilkan dala film ini. Meskipun tempo film sedikit lambat pada awal cerita,
tetapi ketegangan mulai meningkat dari pertengahan film.
Adegan yang mengesankan
adalah saat Kaede akhirnya menumpahkan semua pemikiran dan perasaan yang selama
ini dipendamnya kepada Hisano. Dalam adegan ini penonton dapat merasakan
kemarahan dan kesedihan yang dirasakan oleh Kaede. Kita dapat melihat dampak sebuah
luka yang mengubah hidup seseorang.
Film ini mengingatkan saya
dengan film The World of Us. Dimana 2 orang sahabat yang tadinya sangat dekat,
terpisah hanya karena salah satu di antaranya merasa harus meninggalkan
sahabatnya demi bisa berbaur dengan dunia. Kedua film ini memiliki ide cerita
yang hampir sama, tetapi disajikan dengan cara yang berbeda.
Pesan dalam Film Blue, Painful, and Brittle
"Setiap orang memiliki versi diri yang mereka tuju."
Hisano mengajak Kaede
untuk membentuk klub sendiri yang di dalamnya mereka dapat menentukan tujuan
klub dan kegiatan sesuai dengan keinginan dan ambisi mereka. Hisano
menginginkan tempat dimana dirinya bisa menjadi seperti apa yang diinginkannya.
Hisano merasa setiap orang pasti memiliki versi tersendiri yang mereka tuju.
Setiap manusia pastinya
memiliki keinginan untuk menjadi sesuatu sesuai dengan gambaran dalam pikiran
mereka sendiri. Keunikan yang ada di masing - masing orang akan membuat setiap
orang menjadi berbeda. Meskipun misalkan mereka memiliki impian yang sama
menjadi seorang dokter, tetapi karakter dokter yang dituju juga pasti berbeda.
Kita tidak bisa memaksakan pendapat atau prinsip tersebut kepada orang lain.
"Aku yakin ada 100 versi berbeda dari diriku, tetapi mereka adalah diriku yang sebenarnya."
Kaede sedang bersama
dengan rekan - rekannya. Namun, salah satu juniornya mengatakan bahwa Kaede
terlalu formal dan seakan menjaga jarak. Sehingga terlihat bahwa Kaede amat
memaksakan diri untuk bisa berkumpul dengan orang - orang di sekitarnya.
Setiap manusia memiliki
banyak sisi yang berbeda yang ditampilkannya kepada dunia. Sisi tersebut bisa
jadi terlihat berbeda kacamata orang yang berbeda. Namun, semua sisi tersebut
adalah diri kita yang sesungguhnya. Jangan berharap bahwa semua sisi tersebut
dapat disukai oleh semua orang.
Layak ditonton atau tidak?
Film Blue, Painful, dan
Brittel merupakan film yang cukup layak untuk ditonton. Melalui film ini kita
bisa mengetahui banyak hal mengenai pola pikir dan kepribadian manusia.
Quote
"Setiap tindakan yang kau lakukan memiliki kemungkinan mengecewakan seseorang."
(Aluna)
0 Komentar