Review Film The Bridge Curse 2 : Ritual (2023)

 

Review Film The Bridge Curse 2 : Ritual (2023)

The Bridge Curse 2 : Ritual (Original title:  女鬼橋2:怨鬼樓)| 2023 | 1h 41m
Genre : Horror/Mystery/Thriller| Negara: China/Taiwan
Director: Lester His | Writers: Keng-Ming Chang, Huang Yen Chiao, Po-Hsiang Hao
Pemeran: Tzu Hsuan Chan, Ning Chang, J.C. Lin, dkk
IMDB: 5.3
My Rate : 9/10

Dalam rangka meneruskan pembangunan game AR milik kakaknya yang mengalami kecelakaan saat melakukan uji coba, Yu Ting terjebak dalam kejadian mistis yang diluar dugaan dan membahayakan nyawa semua orang yang terlibat di dalamnya.

Peringatan:

Terdapat adegan kekerasan dan bunuh diri.

 

Sinopsis The Bridge Curse 2 : Ritual :

Yu Ting (Wang Yu Xuan) bersama dengan rekannya berusaha untuk melanjutkan projek pembangunan game Augmented Reality (AR) yang sebelumnya dibangun oleh kakaknya, Kai (Patrick Shih). Kai mengalami kecelakaan misterius saat melakukan uji coba permainan tersebut dan berakhir koma di rumah sakit. Yu Ting yang amat menyayangi Kai, mencoba untuk mewujudkan impian terakhir Kai dan berharap Kai bisa kembali sadar.

Permainan tersebut mengangkat 3 legenda mistis di universitas tersebut, yaitu "One Man Hide-and-Seek", "Four Corner", dan "The Lift". Legenda pertama mewajibkan pemain untuk mencari boneka dan memastikan dirinya tidak ditemukan oleh hantu yang ada di tempat tersebut yaitu ruang tari balerina. Legenda kedua dilakukan di perpustakaan dan dilakukan secara bersamaan dengan 4 rekan lainnya. Legenda terakhir dilakukan di dalam lift yang dipercaya menjadi penghubung antara dunia. Kai mengalami kecelakaan saat melakukan uji coba permainan terakhir yaitu "The Lift".

Banyak kisah mistis di gedung tersebut terjadi karena posisi tanah yang berada di perbatasan antar dimensi dan kesalahan dari arsitek dalam pembuatan gedung. Seharusnya gedung dibuat dengan arsitektur agar para makhluk gaib tidak dapat masuk ke dalam gedung tersebut. Namun, malah dibangun terbalik dan membuat makhluk gaib yang ada di dalam gedung tersebut tidak dapat keluar.


Setelah selesai mengembangkan permainan tersebut, mereka perlu melakukan uji coba sebagai tahap akhir. Yu Ting yang bertugas menjadi pemain untuk melakukan uji coba. Saat uji coba legenda pertama, Yu Ting mengalami kejadian mistis yang membuat dirinya ketakutan. Namun, dirinya secara tidak sengaja melihat sebuah tanda di pintu ruang tari yang hanya dirinya dan Kai yang mengetahui makna dari tanda tersebut.

Yu Ting percaya bahwa Kai lah yang menuliskan tanda tersebut di pintu untuk memperingatkan dia akan bahaya yang mungkin terjadi. Saat melihat kembali barang - barang Kai, Yu Ting menemukan buku catatan yang berisikan ritual atau tata cara melakukan legenda ketiga. Yu Ting pun pergi untuk melakukan ritual tersebut dan mengalami kejadian mistis yang lebih menyeramkan.

Yu Ting melihat kembali rekaman video terakhir milik Kai. Dirinya menyadari bahwa kemungkinan jiwa Kai terjebak di dalam bangunan tersebut, karena lentera yang digunakan Kai untuk ritual tertinggal di dalam lift saat kecelakaan terjadi. Yu Ting pun meminta bantuan satpam kampus untuk mencari lentera tersebut.

Akankah Yu Ting berhasil menyelamatkan kakaknya?

 

Ulasan The Bridge Curse 2 : Ritual :

The Bridge Curse 2: Ritual memiliki tema yang serupa dengan sekuel yang pertama The Bridge Curse (2020) yaitu legenda mistis di universitas. Perbedaannya, legenda diangkat di tempat yang berbeda yaitu sebuah universitas dengan arsitektur supernatural. Meski awalnya mungkin penonton akan merasa bahwa cerita yang disajikan tidak berkaitan dengan sekuel yang pertama, tetapi keterkaitan tersebut tetap akan terlihat dan disajikan dengan cukup baik.

Keterkaitan antara sekuel pertama dan film ini disajikan dengan cara yang tidak terduga. Meski awalnya terasa tidak ada hubungannya, tetapi sebaiknya penonton dapat menonton sekuel pertama terlebih dahulu untuk dapat memahami cerita dengan lebih baik. Sehingga plot twist yang terjadi akan lebih terasa.

Di awal film, terdapat adegan yang menggunakan bahasa thailand dan ritual juga di tulis dengan menggunakan bahasa thailand. Sebenarnya adegan ini sedikit membingungkan, karena ritual dilakukan di taiwan mengapa harus menggunakan bahasa thailand? Namun, itu hanya sebagian kecil yang tampil di awal film saja.

Dibandingkan dengan sekuel pertama, film sekuel kedua ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Teknik kamera, pengambilan gambar, dan efek transisi yang digunakan lebih baik. Pemilihan musik dan sound effect yang sesuai untuk tiap adegannya juga baik. Jalan cerita dan akting dari para pemain juga bisa dibilang lebih baik.

Wang Xu Yuan diakui memang memiliki akting yang baik dari ekspresi dan cara dirinya merepresentasikan karakter sejak aktingnya di On Children (2018). Akting para pemain pendukung lainnya juga amat baik dan tidak terlihat kaku. Perkembangan kemampuan akting juga terlihat pada JC Lin yang juga bermain di sekuel pertama.

#spoiler. Adegan looping time yang terjadi di dalam film mengingatkan pada film No Escape Room (2018) dan In TheTall Grass (2019). Pastinya dengan mengangkat ide cerita looping time ini membuat film ini juga terjebak pada logika yang sedikit membingungkan. Penonton akan sulit melihat mana yang merupakan awal cerita dari kisah yang disajikan.

Secara keseluruhan, film ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dan layak untuk ditonton. Film ini berhasil menyajikan cerita yang cukup menyeramkan dengan twist yang tidak tertebak.

 

Adegan yang mengesankan:  

#spoiler. Yu Ting berhasil menemukan keberadaan kakaknya, tetapi membawanya kembali bukan hal yang mudah. Tiba - tiba saat minyak dalam lentera yang mereka bawa habis, kakak Yu Ting berubah menjadi abu.

Dalam adegan ini terlihat gejolak emosi kesedihan yang dirasakan oleh Yu Ting. Bagaimana tidak? Yu Ting yang telah berusaha keras untuk dapat menemukan kakaknya dengan menghadapi banyak bahaya harus kehilangan kakaknya lagi tepat di depan matanya.

 

Dialog mengesankan:

"You'll do anything to save your brother?"

 

Ending:

Twist Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar