Review Film Poison (2023 - Film Pendek)

 

Review Film Poison (2023 - Film Pendek)

Poison | 2023 | 17m
Genre : Comedy/Drama/Short/Thriller | Negara: US
Director: Wes Anderson | Writers: Roald Dahl, Wes Anderson
Pemeran: Dev Patel, Benedict Cumberbatch, Ralph Fiennes
IMDB: 6.8
My Rate : 8/10

Seekor ular kecil yang amat berbisa berada di atas perut Harry dan membuatnya tidak dapat bergerak atau hal itu akan membahayakannya. Timber mencoba menolongnya dengan membawa seorang dokter untuk menangani kasus tersebut, tetapi hanya untuk mendapatkan kenyataan yang mencengangkan.

Peringatan:

Terdapat kata - kata kasar

 

Sinopsis :

Timber pulang ke penginapan dan mendapati Harry yang masih bangun tetapi dalam keadaan tidak bergerak di atas tempat tidurnya. Harry mengatakan bahwa ada seekor ular berbisa kecil sedang tidur di atas perutnya. Hal itu telah terjadi selama berjam - jam.

Timber pun panik dan mencoba mencari cara untuk mengambil ular tersebut. Namun, sedikit kesalahan akan membuat Harry berada dalam bahaya. Hingga Timber akhirnya memutuskan memanggil Dokter Ganderbai untuk mendapatkan bantuan.

Ganderbai pun datang dengan peralatannya. Timber dan Ganderbai berdiskusi untuk mencari cara yang paling aman untuk mengambil ular tersebut meski Harry telah diberikan obat penawar racun. Namun, Harry telah kehabisan kesabarannya dan menunjukkan sikap yang kasar. Hal ini membuat Ganderbai juga sedikit emosi.

Apakah mereka akan berhasil menyingkirkan ular tersebut?

 

Ulasan :

Poison merupakan film keempat dari antalogi cerita milik Roald Dahl setelah The Wonderful Story of Henry Sugar, The Swan, dan The Rat Catcher. Cara penyajian cerita masih sama dengan ketiga film lainnya denngan narasi dan visualisasi uniknya. Namun, dibandingkan ketiga film tersebut mungkin cerita ini yang sedikit lebih sulit untuk dicerna.

Cerita dibuka dengan amat baik dengan memperlihatkan Harry yang terbaring di kasurnya dengan kondisi yang tegang. Penonton akan melihat alasan dibalik kondisi tersebut dengan cerita dan narasi yang disajikan dalam film. Hingga selanjutnya konflik mulai muncul secara perlahan.

Harry yang telah berada dalam posisi tersebut selama beberapa waktu seakan kehilangan kesabarannya. Konflik mulai timbul dengan adanya ketegangan antara Harry dan Dokter yang membantunya. Suasana mulai terasa tidak nyaman dan terlihat pula dari perubahan intonasi dan raut wajah dari para tokohnya.

Penyelesaian dilakukan dengan cukup baik dan memperlihatkan masalah yang akhirnya terselesaikan. Meski ular tersebut tidak secara nyata ditemukan dan tidak dijelaskan dengan pasti mengenai keberadaannya. Namun, dari berbagai sumber mengatakan bahwa ular tersebut sebenarnya hanya analogi yang diperlihatkan atas sikap buruk yang dimiliki oleh Harry - rasisme.

Teknik pengambilan gambar amat unik. Dimana adegan diambil dari beberapa angle seperti samping, atas, dan bawah. Sehingga kita melihat berbagai macam variasi tampilan gambar yang membuat tidak membosankan.

Pemilihan musik dan sound effect juga sesuai dan membantu untuk membangun suasana. Seperti contoh, dentang jam yang seakan memperlihatkan suasana yang cukup genting dan keheningan yang ada. Akting dari para pemain juga amat baik, terutama dengan ekspresi yang ditunjukkan.

Secara keseluruhan, film ini menarik untuk ditonton.

 
Adegan yang mengesankan:  

Harry tiba - tiba meninggikan suaranya saat dokter memberikannya anjuran. Hal ini membuat dokter tersebut sedikit kehilangan kesabarannya dan juga ikut meninggikan suaranya. Dalam adegan ini kita melihat bahwa dokter yang telah melakukan segala cara dan secara hati - hati demi menyelamatkan Harry akan kehilangan kesabarannya pula saat orang yang ditolong seakan tidak menghargai hal tersebut. Di sisi lain, tindakan Harry mungkin juga bukan tanpa sebab, tetapi Harry telah bertahan selama berjam - jam dalam posisinya dan hal itu membuat dirinya juga kehabisan kesabaran.

Dalam kehidupan sering kali kita tidak sengaja menyakiti hati orang lain karena kondisi mental kita yang sedang buruk. Mungkin kita tidak bermaksud demikian, tetapi kondisi tersebut membuat kita lepas kendali. Kita tidak bisa mengendalikan orang lain, tetapi kita dapat mengendalikan bagaimana kita bereaksi.

 

Ending:

Shocking Ending

 

Rekomendasi:

Worth to Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar